Kategori
Belajar Materi

Teks Diskusi: Pengertian, Ciri-ciri, Tujuan, dan Strukturnya

Di sekolah pasti ada yang namanya tugas kelompok. Tugas teks diskusi nah ini dikerjakan secara bersama, supaya terkandung diskusi antara anggota yang satu dengan lainnya. Diskusi memuat pandangan dan opini tidak serupa dari tiap-tiap orang untuk mengambil alih keputusan.

Selain berdiskusi secara lisan, diskusi juga bisa berbentuk tulisan lho. Kali ini, kita dapat mengkaji total teks diskusi, mulai dari pengertian, ciri, struktur, kaidah kebahasaan, dan contohnya.

Pengertian Teks Diskusi

Sebelum tahu pengertiannya kamu harus tahu pernah pengertian diskusi. Kira-kira, apa itu diskusi? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diskusi adalah pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran berkenaan suatu masalah. Berdasarkan Oxford Dictionary diskusi adalah tindakan atau sistem berkata tentang sesuatu untuk raih ketentuan atau untuk bertukar ide.

Jadi, bisa di simpulkan diskusi adalah wujud interaksi antara dua orang atau lebih untuk mengkaji atau melacak solusi sebuah masalah.

Teks diskusi adalah keliru satu karya tulis yang punya tujuan untuk menyajikan sudut pandang yang tidak serupa berkenaan topik tertentu dan mendorong pembaca untuk mempertimbangkan sisi tidak serupa dari suatu masalah.

Teks diskusi terdiri dari berbagai macam bentuk. Dalam wujud tulisan diskusi bisa berbentuk tulisan esai, naskah debat, apalagi teks untuk forum tertentu. Teks diskusi banyak di gunakan di dunia pendidikan sebagai cara supaya siswa bisa berpikir kronis tentang suatu topik.

Ciri-Ciri Teks Diskusi

Teks diskusi memiliki 3 ciri, yaitu:

Strukturnya terdiri atas isu, argumen menopang (pro), argumen menentang (kontra), dan simpulan.

Memuat informasi yang berbentuk informatif-argumentatif, yaitu informasi yang di dasari atas pendapat sebagai bahan pembuktian kebenaran, kelengkapan,dan penyusunan.
Ciri kebahasaan teks diskusi memakai kata hubung (konjungsi) pertentangan, misal: tetapi, sedangkan, melainkan, dan sebagainya.

Struktur Teks Diskusi
Struktur teks diskusi terdiri atas isu, argumen menentang dan argumen pendukung, serta simpulan/rekomendasi. Pastikan kamu sertakan ketiga susunan ini pas memicu teks diskusi.

1. Isu

Berisi problem atau isu pokok pembahasan. Diskusi dimulai dengan penggambaran atau penjabaran singkat berkenaan topik yang dapat dibahas. Penggambaran berikut bisa berbentuk sebagian sudut pandang yang menjadi perbincangan secara sekilas.

2. Argumen

Argumen adalah anggota penyampaian pendapat berbentuk pro (mendukung) dan kontra (menolak). Argumen memuat sanggahan atau pengakuan yang menguatkan keliru satu posisi.

Bagian argumen di dalam teks diskusi tidak serupa dengan argumen di dalam teks eksposisi dan teks tanggapan. Argumen pada teks diskusi berbentuk pemberian dan pertentangan pada sebuah isu. Sementara argumentasi di dalam teks eksposisi dan teks respon memuat pendapat yang memperkuat keliru satu pernyataan.

3. Kesimpulan

Akhir dari teks diskusi memuat anggapan dan wejangan yang di tuangkan di dalam wujud anjuran atau penyelesaian masalah.

Kaidah Kebahasaan Teks Diskusi

Dalam memicu teks diskusi, kamu harus menaati ketentuan atau kaidah kebahasaan yang berlaku, diantaranya:

1. Menggunakan Konjungsi Pertentangan

Konjungsi pertentangan adalah kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat yang menunjukkan pertentangan atau perlawanan seperti sedangkan, tetapi, melainkan, dan sebagainya.

Konjungsi ini di tandai dengan kata sedangkan, tetapi, dan melainkan yang di dalam penulisannya di dahului isyarat baca koma.

….,sedangkan…..

Contoh: Fathan dapat studi Kimia, namun Brian dapat studi Fisika.

….,tetapi….

Contoh: Rival berkeinginan pergi ke Papua, tapi tidak memiliki pas luang.

…..,melainkan….

Contoh: Dia bukan seorang guru, melainkan seorang dosen.

2. Menggunakan Konjungsi Perbandingan

Konjungsi perbandingan adalah kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat yang menunjukkan perbandingan seperti daripada.

Hanya terdiri atas konjungsi … lebih …, daripada…. Konjungsi ini hanya di gunakan untuk membandingkan dua hal yang berbeda.

Contoh: Nia lebih menyukai teh daripada kopi.

3. Menggunakan Kata Modalitas

Kata modalitas merupakan suatu uraian/pembahasan di dalam wujud kata-kata yang menunjukkan pernyataan/keinginan/sikap/perasaan si pembicara berkenaan suasana atau perbuatan pada lawan bicaranya.

Kata modalitas dibagi menjadi lima jenis, yaitu:

  1. Modalitas intensional: Modalitas yang menunjukkan keinginan, harapan, permintaan, atau ajakan, seperti ingin, mau, tolong, mari, ayo, dan silakan.
  2. Modalitas epistemik: Modalitas yang menunjukkan kemungkinan, kepastian, dan keharusan, seperti mungkin, bisa jadi, pasti, belum pasti dan harus.
  3. Modalitas deontik: Modalitas yang menunjukkan keizinan atau keperkenanan, seperti izin dan perkenan.
  4. Modalitas dinamik: Modalitas yang menunjukkan kemampuan, seperti dapat, bisa, dan mampu.
  5. Modalitas aletis: Modalitas yang terkait dengan keperluan, seperti harus.

4. Menggunakan Kohesi Leksikal dan Gramatikal

Kohesi adalah keterkaitan antar unsur di dalam sebuah kalimat. Teks diskusi hendaknya di tulis dengan bhs Indonesia yang baik supaya memudahkan audiens untuk memahaminya. Baik tema, judul, sampai gagasan utama harus saling tentang dan tidak boleh melenceng dari kasus yang sedang di bahas.

Baca juga: Contoh Teks Diskusi Berbagai Tema dan Strukturnya

Jenis-Jenis Teks Diskusi

Ada apa aja sih jenis-jenis teks diskusi? Berikut pembahasannya.

1. Simposium

Simposium adalah sebuah pertemuan ilmiah yang mengkaji dan mempresentasikan hasil penelitian, pemikiran, atau isu-isu terkini dari suatu bidang tertentu. Seorang pembicara di simposium harusnya seseorang yang pakar di bidangnya.

2. Konferensi

Konferensi adalah pertemuan resmi yang diselenggarakan untuk mengkaji pemikiran, penelitian, atau isu-isu terkini. Konferensi bisa melibatkan peserta dari berbagai latar belakang, mulai dari peneliti, akademisi, praktisi, media, sampai pihak lain yang berkepentingan.

3. Kongres

Kongres adalah pertemuan besar yang pesertanya berasal dari berbagai daerah, organisasi, atau latar belakang. Kongres diselenggarakan untuk mengkaji dan mendiskusikan suatu topik di bidang tertentu.

4. Seminar

Seminar adalah pertemuan akademik yang tujuannya untuk memberikan suatu topik kepada peserta. Dalam seminar biasanya terkandung sesi tanya jawab antara peserta dengan narasumber, diskusi, sampai kesibukan interaktif lainnya.

5. Lokakarya

Lokakarya adalah kesibukan pelatihan yang berlangsung di dalam jangka pas tertentu. Dalam kesibukan lokakarya, biasanya peserta dapat terlibat langsung di dalam praktek maupun diskusi.

6. Muktamar

Muktamar adalah pertemuan besar sebuah organisasi atau lembaga, lebih-lebih di dalam konteks organisasi Islam. Muktamar di kerjakan untuk mengkaji isu perlu tentang keagamaan, sosial, atau organisasional.

7. Diskusi Panel

Diskusi panel adalah sejenis pertemuan atau forum diskusi yang melibatkan sekelompok pembicara, yang biasanya seorang pakar di bidang tertentu. Para pembicara ini disebut sebagai panelis, yang dapat mengkaji tentang topik yang udah di tentukan.

8. Sarasehan

Sarasehan adalah forum diskusi yang konteksnya lebih santai. Topik yang dibahas juga biasanya lebih ringan dan tidak formal.

Cara Menyusun Teks Diskusi

Bagaimana cara menyusun suatu teks diskusi? Ikuti langkah-langkahnya berikut ini.

  • Menentukan topik teks diskusi yang dapat di bahas
  • Mendata argumen yang mengidamkan di utarakan
  • Mengumpulkan informasi atau data yang menopang di di dalam diskusi
  • Membuat kerangka berpikir
  • Mengembangkan kerangka menjadi suatu teks yang utuh
  • Melakukan penyuntingan atau merevisi teks diskusi bila dibutuhkan

Contoh Teks Diskusi dan Strukturnya

Pembangkit Listrik Berbasis Sampah

Isu

Pembangkit Listrik Berbasis Sampah atau PLTSa adalah pengolah sampah menjadi daya listrik berbasis teknologi ramah lingkungan yang memenuhi baku kualitas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan bisa kurangi volume sampah secara penting serta teruji. Hal ini tertuang di dalam Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan.

Melihat sampah yang tetap menumpuk, pemerintah mengusahakan untuk membuat perubahan sampah menjadi sumber daya melalui pembangunan PLTSa. Selain itu juga untuk menaikkan kualitas lingkungan dan menaikkan peran listrik nasional berbasis daya terbarukan.

Hal ini juga di kerjakan untuk memenuhi kesepakatan di dalam Konferensi Paris (COP21) pada akhir 2015 silam di mana negara-negara anggota sepakat untuk kurangi emisi karbon.

Argumen

Namun, upaya ini tidak berlangsung mulus. Pengurangan volume sampah, emisi karbon, sampai pemakaian daya terbarukan dari sistem pengolahan sampah belum cukup. Pembangunan PLTSa ini menuai pro dan kontra di tengah-tengah masyarakat.

Masyarakat menilai, ada PLTSa ini mengancam lingkungan dan nyawa manusia. Pasalnya, PLTSa memakai incinerator yang berpotensi memperparah polusi udara dan membuahkan zat beracun berbentuk dioxin. Dalam suasana terburuk, dioxin bisa membahayakan sistem saraf sampai memicu kanker.

Kontra lainnya adalah tidak siapnya lahan, tidak ada rencana induk persampahan, prosedur kebijakan dan mekanisme lelang yang tidak transparan, biaya pembangunan dan beban tipping fee tinggi, sampai pengalaman buruk yang pernah berlangsung di negara lain.

Kesimpulan

Dengan begitu, pembangunan PLTSa sebagai upaya pemerintah di dalam kurangi volume sampah, emisi karbon, dan pemakaian sampah sebagai sumber daya memperoleh banyak penolakan dari masyarakat. Maka dari itu, sebaiknya di selenggarakan kajian lebih lanjut berkenaan pembangunan PLTSa di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version